(jurnalbesuki.com) – Sosok Kyai Kholil Bangkalan merupakan figur
tokoh agama islam yang sangat diyakini keilmuan dan kewaliannya oleh seluruh ulama Indonesia
bahkan hingga kepenjuru dunia. Tercatat banyak ulama hebat dan masyhur yang
merupakan hasil gemblengan kyai yang tinggal di Kabupaten Bangkalan Madura itu.
Beberapa kyai yang masyhur menjadi santri beliau
adalah KH. Hasyim Asy’ari (Pendiri Ormas terbesar Nahdlatul Ulama), KH. Much
Shidiq Jember, KH. Moch Hasan bin Samsuddin (Pendiri Pesantren Zainul Hasan
Genggong Probolinggo) dan banyak lagi para kyai yang pernah nyantri kepaada
Kyai Kholil dan ketika kembali ke masyarakat menjadi tokoh luar biasa.
Banyak cerita tentang karomah yang dimiliki oleh
Kyai Kholil. Karena selain dikenal sebagai seorang yang allamah, beliau juga
dikenal sebagai salah satu waliyullah. Sehingga banyak diberi kelebihan oleh
Allah.
Suatu hari, seorang kaya didaerah Bangkalan
menggelar acara selamatan dengan mengundang banyak warga untuk berdoa bersama
dan dihadiahkan kepada arwah orang tuanya yang sudah meninggal termasuk
mengundang Kyai Kholil untuk memimpin Doa bersama.
Untuk kepentingan doa bersama itu, tuan rumah
menyembelih sapi terbaik yang dibelinya dipasar sebagai kelengkapan jamuan
makan dan berkat (bingkisan) untuk masyarakat yang diundang dalam gelar acara
Tahlilan bersama itu.
Tibalah waktu yang ditentukan untuk menggelar acara.
Masyarakat dan warga yang diundang sudah berkumpul dan duduk rapi ditempat yang
sudah disediakan tuan rumah. Dan sebagai tokoh agama yang paling berpengaruh,
maka acara diserahkan kepada Kyai Kholil untuk memimpin acara ritual yang
sangat diharapkan menjadi berkah dan menjadi salah satu penyebab diampuninya
seluruh dosa dan kesalahan orang tua situan rumah.
Kyai Kholil lalu memimpin acara dengan ungkapan
singkat. “Para hadir dan tuan rumah, saya sedang banyak undangan saat ini. Oleh
karena itu mari kita baca Bismillahirrahmanirrahim (Basmalah-red) bersama-sama
dan Insyaallah orang tua tuan rumah diampuni dosa-dosanya oleh Allah,”ujar Kyai
Kholil. Setelah itu acara bubar.
Melihat proses yang berjalan diacara doa hanya
begitu saja, tuan rumah kaget, jengkel
dan menggerutu. “Lah kok hanya begitu acara doanya? Padahal persiapan dan
fasilitas untuk selamatan ini sudah makan banyak biaya lha kok hanya dibacain
bismillah,”gerutu tuan rumah pelan-pelan karena takut sampai terdengar kyai
Kholil.
Tetapi kejengkelan dan menggerutunya tuan rumah itu
ternyata didengar dan diketahui oleh sang waliyullah putra dari Kyai Abdul
Lathif itu. Tuan rumahpun dipanggil oleh Kyai Kholil dan diminta untuk memotong
pohon kelapa serta mendatangkan sapi paling baik dan paling gemuk. Tuan rumah
dan warga menuruti apa yang diminta oleh kyai yang pernah nyantri kepada Syech
Nawawi al Bantani di Makkah.
Ternyata pohon kelapa yang dipotong itu oleh kyai
Kholil dibuat semacam timbangan. Lalu sapi yang terbaik dan gemuk itu diikat
pada salah satu ujung pohon kelapa yang
sudah disiapkan. Setelah itu sang kyai dengan mantap melangkah ke ujung pohon
kelapa satunya. “Semuanya harap menjadi saksi dan memperhatikan dengan baik,”ujar
Mbah Kholil lantang.
Lalu kyai Kholil menulis sesuatu disebuah kertas dan
meletakkan pada ujung pohonn kelapa yang sudah dibentuk sebagai palang
timbangan itu. Dan Masyaallah, sapi yang terikat diujung pohon kelapa lawannya
itu ternyata terangkat naik hingga tidak menyentuh tanah. Tidak lama tulisan
itu diambil oleh mbah Kholil sehingga sapi tersebut turun lagi menjejak tanah. Lalu
kyai kharismatik itupun masyarakat untuk mendekat kepadanya.
“Kalian lihat ya, saya hanya menulis dan mengucap
kalimat Bis (kepedekan dari kalimat basmalah-red). Tetapi sudah membuat sapi
itu sudah terangkat keatas. Padahal saya tadi mengucapkan kalimat
Bismillahirrahmanirrahim,”ujar Kyai Kholil yang menurut sejarah lahir pada hari
Selasa tanggal 27 Januari 1820 Masehi
atau 11 Jumadil Akhir 1234 Hijriah itu kepada semua yanh hadir menyaksikan.
Wallahua’lam bishshowab.
*ditulis berdasarkan cerita KH. Bahaudin Nursalim
(Gus Baha) yang disiarkan melalui akun Tiktok @albumngajioficiall