jurnalbesuki.com - Semua dokter beda yang yang akan melakukan tugas operasi terhadap pasien bisa dipastikan selalu berpakaian serba hijau atau biru. Sebenarnya tidak ada masalah dengan warna seragam yang selalu dipakai oleh petugas operasi bedah itu. Tapi ternyata dalam banyak catatan seragam warna hijau atau biru ada sejarahnya.
Sebagai pengantar sejarah, dulu disekitar tahun 1918 banyak negara eropa dan Amerika terserang wabah influenza parah dan banyak menewakan warga. Ketika dilaporkan lebih dari 50 juta orang tewas akibat wabah ganas itu.
Seorang dokter bedah Inggris, Joseph Lister, membuat semacam prosedur dasar tindakan operasi yang didasari keinginan menekan risiko infeksi pada pasien. Dalam prosedur itu, diatur mengenai kewajiban penggunaan berbagai alat pelindung tenaga medis yang harus benar-benar steril.
Prosedur yang dibuat oleh Lister disebarluaskan dan digunakan secara masif oleh tenaga medis di berbagai wilayah dunia. Di masa itu pula, warna putih dipilih untuk dipakai sebagai seragam tenaga medis. Warna putih adalah simbol kebersihan, kesucian, dan keteraturan.
Aturan ini tidak berlangsung lama. Para tenaga medis kala itu menyadari bahwa warna putih justru kontraproduktif dengan keberhasilan tindakan operasi.
Dilansir dari livescience.com, warna putih ternyata dapat mengaburkan mata dokter ketika dokter secara tiba-tiba mengalihkan pandangan dari warna merah gelap darah ke warna pakaian putih yang terang. Jika dilakukan secara terus menerus, dapat berakibat ke sakit kepala bahkan bisa menimbulkan halusinasi.
Tentu sangat berbahaya jika ini terjadi di tengah proses operasi. Warna hijau dan biru akhirnya dipilih sebagai warna seragam tenaga medis saat melakukan operasi. Berikut alasannya:
1. Memiliki spektrum warna yang berbeda dengan warna merah
Kedua warna ini dapat menajamkan penglihatan dan fokus dokter bedah.
2. Menenangkan
Karena bersifat menenangkan, warna biru dan hijau dapat merelaksasi mata dari kelelahan para tenaga medis saat melakukan operasi yang kerap memakan waktu berjam-jam lamanya.
3. Simbol higienitas dan ketenangan
kedua warna ini berpengaruh terhadap psikis pasien saat sebelum menjalani operasi.(tempo.co/hans)