Dua kakak beradik yang rumahnya terbakar, yakni Hapipi (53) kondisi rumah mengalami rusak total. Selain itu, perabot rumah tangganya juga hangus terbakar. Sedangkan rumah permanen milik Safi'i (65), mengalami rusak ringan. Dengan total kerugian materi mencapai Rp70 juta.
Diperoleh keterangan, peristiwa kebakaran dua rumah milik kakak beradik itu, berawal saat istri Hapipi sedang memasak didapurnya. Namun, sebelum selesai memasak Hapipi dan istrinya, justru pergi ke sawah untuk mencari rumput pakan ternaknya, sementara korban Safi'i mandi di sungai.
Ironisnya, saat kedua rumah kondisinya kosong, salah seorang tetangganya yang sedang melintas melihat kobaran api di rumah Hapipi, sehingga pria bernama Irul langsung berteriak minta tolong. Mendengar teriakan minta tolong, puluhan warga sekitar langsung memadamkan kobaran api, dengan menggunakan alat seadanya.
Namun, karena saat kejadian angin bertiup sangat kencing, sehingga kobaran api merembet ke rumah kakaknya, yang lokasinya tepat dibelakang rumah Hapipi. Bahkan, dengan cepat kobaran api langsung membakar atap rumah kakaknya.
Mengetahui dua rumah milik kakak beradik terbakar, petugas dua unit Damkar milik Pemkab Situbondo yang datang ke lokasi kejadian, mereka berjibaku memadamkan kobaran api. Kobaran api berhasil dipadamkan, sekitar dua jam setelah kejadian.
"Saat melintas didepan rumah Pak Hapipi, saya melihat ada kobaran api di bagian dapurnya. Namun, hanya dalam hitungan menit kobaran api meluas, sehingga saya langsung berteriak minta tolong,"ujar Irul, Selasa (17/9/2024).
Kapolsek Bungatan, Situbondo Iptu Liskurrahman membenarkan kebakaran dua rumah milik warga Desa Bungatan. Berdasarkan pengakuan istri Hapipi, dia lupa untuk mematikan kompor gasnya saat memasak didapurnya.
"Berdasarkan pengakuan istri Hapipi, dia lupa mematikan kompor gas di dapurnya. Saat pasutri pergi ke sawah untuk mencari rumput. Kerugian materi akibat kebakaran dua rumah tersebut diperkirakan Rp70 juta,"kata Iptu Liskur.(ary)