Tim Budi Daya Lobster Bandar Laut Dunia Grup Balad Grup, Menimba Ilmu Budidaya Lobster

Iklan Semua Halaman

Tim Budi Daya Lobster Bandar Laut Dunia Grup Balad Grup, Menimba Ilmu Budidaya Lobster

11/09/2024

Situbondo (jurnalbesuki.com)  - Kembangkan  budidaya udang barong atau lobster, Tim pembudidaya lobster PT. Bandar Laut Dunia (Balad) Grup melakukan studi keilmuan ke beberapa teluk di Lombok Barat NTB dan Negara Vietnam.


Bahkan,  tim pembudidaya lobster PT. Bandar Laut Dunia (Balad) Grup memberangkatkan 9 orang untuk menimba ilmu budidaya udang barong di Lombok Barat NTB.


“Mereka berangkat dari Pelabuhan Jangkar Situbondo menuju Pelabuhan Lembar Lombok Barat NTB, pada hari Senin 9 September 2024,”ujar HRM  Khalilur R. Abdullah Syahlawiy, kreator PT. Bandar Laut Dunia, Rabu (11/9/2024).


Menurutnya,Tim Balad Grup akan belajar budi daya lobster di Kabupaten Lombok Barat NTB, dan setelah menyerap ilmu budi daya udang barong dari Kabupaten Lombok Barat ini, empat orang dari mereka akan melanjutkan studi atau belajar budidaya lobster di Vietnam.


"Mereka ini pemuda semua, setelah ilmu budidaya udang barongnya mumpuni, maka rencananya mereka akan berbudidaya lobster di Gugusan Teluk Kangean Sumenep Madura Jawa Timur,”beber Lilur.


Lilur menegaskan, rencana populasi lobster yang akan mereka pelihara secara bertahap, tahap pertama  sebanyak 10.000.000 ekor lobster selama setahun. 


"Rencana investasinya, kami akan memasang 200 blok keramba, per blok keramba berisi 50.000 ekor lobster. Satu blok keramba berisi 150 keramba, satu keramba berisi 333 sampai 350 ekor lobster,"katanya.


Lebih jauh Lilur menjelaskan, jika  harga satu blok keramba sekitar Rp750 juta, harga 200 blok keramba sekitar Rp150 miliar. Kemudian harga pengadaan bibit lobster dengan asumsi per ekor Rp10.000 di kali 10.000.000 jadinya Rp10 miliar. 


"Untuk biaya pakan, obat-obatan serta biaya perawatan lainnya selama satu tahun masa piara per ekor lobster yakni Rp500 ribu per ekor. Total biaya per ekor masa piara satu tahun untuk 10.000.000 ekor yaitu Rp500.000. Lokasi budidaya udang lobster ini digugusan Teluk di Pulau Kangeandengan luas Total 250 hektare,"katanya.


Untuk biaya pengadaan aset, sambung Haji Lilur, dua unit kapal angkut pakan dan penumpang sekitar Rp10.000.000.000 per 5 miliar per kapal, 400 sampan sebagai transportasi di dalam area budi daya (200 blok keramba), 50 perahu transportasi dari mess ke area budidaya.


"Sedanhkan  karyawan disiapkan 10 mess di lokasi budidaya, biayanya Rp10.000.000.000. Jumlah karyawan per blok keramba sebanyak tujuh orang, jumlah karyawan di 200 blok keramba 7 kali 200. Total karyawan perawat lobster dan keramba adalah 1400 orang. Gaji karyawan dua kali UMR kabupaten setempat,"pungkasnya.(ary)