Nahkoda KLM Fajar Safari Lorena, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan |
Situbondo (jurnalbesuki.com) - Kapal Layar Motor (KLM) Fajar Lorena Safari, yang karam diterjang pusaran gelombang beruntun di perairan antara Situbondo-Madura, tenyata berpenumpang rombongan keluarga pengantin asal Sepudi, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Dari jumlah manifest sebanyak 61 orang, sebanyak 25 orang penumpang merupakan pengantin asal Kampung Kenok, Desa Parambenan, Kecamatan Gayam, Kabupaten Sumenep, Madura. Mereka ingin menyaksikan langsung akad nikahnya di salah satu Ponpes di Situbondo.
"Namun, dari jumlah 25 rombongan pengantin, satu orang bernama nenek Mahnia (65) dinyatakan hilang. Makanya, hari ini (Selasa red-) saya dan keluarga ke pelabuhan Jangkar, untuk mencari tahu keberadaan nenek,"ujar Lasidah, Selasa (10/12/2024).
Menurutnya, dirinya berangkat dari Sepudi pada Kamis lalu, namun dirinya mendapat kabar kapal yang ditumpangi keluarga karam, setelah dihubungi kerabatnya di Sepudi.
"Sehingga pada Minggu (8/12/2024) lalu, saya dan keluarga datang ke pelabuhan Kalbut, sebelum akhirnya dievakuasi ke pelabuhan Jangkar,"kata Lasidah.
Lasidah berharap, jasad nenek Mahnia segera ketemu, sehingga bisa dimakamkan di kampung halaman di Dusun Kenok, Desa Parambenan, Kecamatan Gayam, Sepudi.
"Saya berharap tim SAR gabungan segera menemukan jasad nenek Mahnia,"harap Lasidah.
Sementara itu, Ramli, nahkoda KLM Fajar Safari Lorena mengatakan, setelah kapal yang dinahkodai pecah akibat di terjang pusaran gelombang beruntun, dan air mulai masuk ke dalam kapal, pihaknya langsung mengejar kapal tanker yang melintas, untuk minta bantuan ke kru kapal tanker.
"Namun, setelah separuh penumpang berhasil dievakuasi, KLM Fajar Safari Lorena langsung tenggelam. Meski demikian, dari total 66 penumpang dan ABK, 2 orang meninggal dan 1 penumpang hilang,"katanya.
Menurutnya, sesuai manifest jumlah penumpang sebanyak 61 orang. Rinciannya, 51 orang dewasa, 10 penumpang anak-anak, dan 5 orang ABK KLM Fajar Safari Lorena. Sehingga jumlah total dengan ABK sebanyak 66 orang, dari total 61 penumpang, 25 orang diantaranya rombongan pengantin.
"Namun, saat didata di pelabuhan Jangkar tercatat sebanyak 73 orang. Itu terjadi lantaran saat proses evakuasi oleh kapal tanker di perairan Kalbut, pihak keluarga yang menjemput ke tengah laut menggunakan perahu nelayan, mereka juga ikut menumpang kapal tanker,"pungkasnya.(ary)