Deputi Sisitem dan Strategi BNPB Raditya Jati. |
Situbondo (jurnalbesuki.com) - Deputi Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, mengunjungi posko bencana di Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, untuk memastikan penanganan bencana banjir bandang yang baru saja terjadi, Minggu (29/12/2024).
Raditya Jati mengungkapkan, saat ini, Jawa Timur sedang mengalami ekstrem cuaca hingga Februari 2025 mendatang. Sehingga BNPB akan melakukan operasi modifikasi cuaca jika memenuhi tiga kriteria:
"Curah hujan melebihi 50 mm/hari, cuaca ekstrem melanda wilayah yang pernah terdampak, dan wilayah sedang atau berpotensi Bencana Hidrometeorologi, seperti kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puting beliung, gelombang dingin, hingga gelombang panas,"kata Raditya Jati.
Lebih jauh Deputi Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati menegaskan, dalam mengurangi resiko bencana, Pemkab Situbondo seharusnya memahami tentang situasi daerahnya.
"Seperti yang disampaikan Sekda,
dugaan penyebab banjir adalah karena adanya peralihan fungsi lahan, aktivitas tambang ilegal dan sedimentasi sungai. Namun, hal tersebut harus ditelusuri dulu kebenarannya, agar penyebabnya bisa diatasi,"bebernya
Raditya Jati menambahkan, selain menyiapkan modifikasi cuaca, BNPB juga akan menindaklanjuti usulan dari Pemkab Situbondo, dengan banyaknya infrastruktur yang rusak akibat diterjang banjir bandang pada Selasa (24/12/2024) lalu.
"Seperti tiga jembatan yang putus akibat diterjang banjir bandang. Makanya, kami akan menindaklanjuti usulan Pemkab Situbondo, untuk membangun kembali infrastruktur yang rusak tersebut,"katanya.
Raditya Jati, jug mengapresiasi kesigapan kabupaten Situbondo dalam menangani bencana banjir, sebab tidak hanya BPBD yang turun tapi semua pihak bekerjasama dengan baik dalam menangani
"Bencana tidak bisa hanya ditangani BPBD, saya salut dengan kekompakan kabupaten Situbondo, karena jika terjadi bencana tanggung jawab bersama dalam menangani," pungkasnya.(ary)